Minggu, 30 Agustus 2015
Sabtu, 29 Agustus 2015
Kamis, 27 Agustus 2015
Senin, 17 Agustus 2015
Sabtu, 15 Agustus 2015
Jumat, 14 Agustus 2015
Rabu, 12 Agustus 2015
Selasa, 11 Agustus 2015
Minggu, 09 Agustus 2015
Sabtu, 08 Agustus 2015
Jumat, 07 Agustus 2015
Selasa, 04 Agustus 2015
Senin, 03 Agustus 2015
Minggu, 02 Agustus 2015
Sabtu, 01 Agustus 2015
Jumat, 31 Juli 2015
Kamis, 30 Juli 2015
Rabu, 29 Juli 2015
Selasa, 28 Juli 2015
Jumat, 19 Juni 2015
Kajian Artikel "Measuring Multitasking Behavior with Activity-Based Metrics"
Artikel dibuat oleh :
RAQUEL BENBUNAN-FICH, Baruch College, City
University of New York
RACHEL F. ADLER, The Graduate Center, City
University of New York
TAMILLA MAVLANOVA, The Graduate Center,
Baruch College, City University of New
Dikaji oleh : RAY RESTU FAUZI
(G24130069)
Artikel asli dapat dilihat di : http://dx.doi.org/10.1145/1970378.1970381
ABSTRAK
Multitasking is
the result of time allocation decisions made by individuals faced with multiple
tasks. Multitasking research is important in order to improve the design of
systems and applications. Since people typically use computers to perform
multiple tasks at the same time, insights into this type of behavior can help
develop better systems and ideal types of computer environments for modern
multitasking users. In this paper, we define multitasking based on the
principles of task independence and performance concurrency and develop a set
of metrics for computer-based multitasking. The theoretical foundation of this
metric development effort stems from an application of key principles of
Activity Theory and a systematic analysis of computer usage from the
perspective of the user, the task and the technology. The proposed metrics,
which range from a lean dichotomous variable to a richer measure based on
switches, were validated with data from a sample of users who self-reported
their activities during a computer usage session. This set of metrics can be
used to establish a conceptual and methodological foundation for future
multitasking studies.
KAJIAN ARTIKEL
Multitasking Behavior merupakan perilaku manusia yang mengerjakan beberapa
tugasnya pada saat yang sama. Definisi tersebut berasal dari kata “Multitasking” dan “Behavior”. Behavior
merupakan perilaku manusia terhadap sesuatu, sedangkan definisi Multitasking
yang akurat dijelaskan dengan artikulasi dua kunci dimensi: tugas dan waktu.
Beberapa tugas yang dikerjakan dalam waktu yang sama itulah yang disebut Multitasking. Adapun hal yang membuat
manusia melakukan perilaku multitasking
dapat dijelaskan dengan Activity Theory,
yaitu kerangka psikologis atau meta-teori yang mengintegrasikan motivasi, kognisi
dan perilaku manusia dalam konteks multitasking.
Prinsip ini meletakkan dasar teoritis untuk pengembangan metrik multitasking
dari perspektif Activity Theory.
Perspektif dari Activity theory dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu perspektif dari tugas, pengguna dan perspektif dari teknologi.
Perspektif dari tugas didasari kepada usaha yang membutuhkan waktu dan sumber
daya lainnya untuk menghasilkan sebuah hasil dari tugas itu. Perspektif dari
pengguna mendukung pandangan individu untuk melakukan tugas yang berbeda dalam
memenuhi beberapa tujuan, dengan
kebebasan untuk memutuskan berapa banyak tugas yang akan dilakukan dan
bagaimana mereka akan dikombinasikan. Sedangkan Perspektif dari teknologi membantu
perspektif lainnya sebagai alat mediasi yang memungkinkan individu untuk
melaksanakan tugas-tugas pada waktu yang bersamaan.
Aktivitas yang
didasari oleh metrik multitasking diatur dengan metrik yang ada untuk perilaku
multitasking berbasis komputer dan mengusulkan metrik yang baru secara
sistematis, dengan triad (user, tugas, dan teknologi) yang diidentifikasi oleh
Burton-Jones dan Straub [2006], mereka mengartikulasikan tugas secara metrik
untuk penggunaan teknologi. Pengukuran dari multitasking (MT) diidentifikasi
dengan subskrip untuk menunjukkan hubungannya dengan pengguna (U), Tugas (T),
atau teknologi komputer (C). Ketiga subskrip itu dapat disebut juga metrik, atau
tolak ukur dalam pengujian efisiensi waktu dalam melakukan multitasking. Untuk
menguji validitas indikator-indikator multitasking dan mendiskusikan kemungkinan
juga keterbatasan, pengumpulan sampel dari pengguna yang berbentuk laporan dari
komputerya harus dilakukan. Adapun istilah yang digunakan seperti MTT
atau banyaknya tugas yang penting, MTc atau banyaknya aplikasi dalam
multitasking dan MTUC yaitu banyaknya tab yang digunakan dalam
komputer, merupakan variabel penting untuk mengetahui jenis multitasking yang
tersebar dalam manusia.
Metrik yang
digunakan untuk analisa (seperti MTUT dan MTUTC), diuji
dengan data sampel dari pengguna yang telah mengirim sendiri aktifitas
keseharian pada komputernya. Sehingga, seseorang dapat mengetahui cara
multitasking dengan usaha yang minim untuk menyelesaikan sebuah tugas. Pengaruh
komputer atau device lainnya terhadap
konsep multitasking di kehidupan sangat tinggi, karena dapat memudahkan manusia
untuk menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang cepat. Konsep ini ( analisis
metrik terhadap multitasking) diharapkan mampu berkontribusi untuk menjadi
tolak ukur alternatif dalam analisa pentingnya kehidupan modern berbasis teknologi
komputer. Konsep yang baru dan terbukanya jaringan metrik terhadap tujuan
pentingnya melakukan multitasking akan menjadi garis awal untuk manusia
meng-efisiensikan waktu dalam menyelesaikan tugasnya.
Minggu, 07 Juni 2015
AESTHETIC AND MINIMALIST DESIGN - B612
Aesthetic and Minimalist Design merupakan salah satu aspek evaluasi yang didefinisikan oleh jakob nielsen. Aspek ini terfokus kepada evaluasi desain aplikasi yang simple dan mudah digunakan untuk pengguna. Adapun beberapa masalah terkait aspek ini didalam aplikasi B612:
- Shortcut untuk melakukan fungsi share. Dalam B612, terdapat beberapa icon media sosial yang mempunyai fungsi untuk melakukan share. Banyaknya icon media sosial di aplikasi membuat konsep desain simpel B612 terlihat kurang efisien. Padahal, terdapat pula icon umum fungsi share untuk melakukan fungsi itu sendiri. Icon itu akan melakukan share kepada beberapa media sosial yang tidak tercantumkan di menu awal untuk share. Sebaiknya, rangkum semua icon media sosial tersebut kedalam 1 shortcut saja, sehingga tampilan aplikasi terlihat minimalis dan simpel. Severity rating : 1 ( merupakan masalah yang kecil, dapat diperbaiki jika pengembang aplikasi memiliki banyak waktu untuk mengerjakannya kembali).
- Saat desain terlihat sangat simple, B612 mungkin melupakan beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Tidak hanya harus simple, aplikasi juga harus memudahkan pengguna sehingga hubungan estetikanya juga perlu diperhatikan. Seperti, saat B612 mempunyai fungsi aplikasi dalam merekam video, user hampir tidak mengetahui apakah ada fungsi ada (fungsi video akan dilaksanakan jika pengguna harus menekan layar cukup lama). Soalnya, desain simpel jangan sampai 'memaksakan' kehendak. Beberapa icon perlu diberikan untuk memudahkan pengguna aplikasi. Icon untuk merekam video bahkan tidak terlihat sama sekali. Saran : Adain icon untuk fungsi video. Severity rating : 1 ( merupakan masalah yang kecil, dapat diperbaiki jika pengembang aplikasi memiliki banyak waktu untuk mengerjakannya kembali).
CONSISTENCY AND STANDARDS - B612
Consistency and Standards merupakan salah satu aspek evaluasi yang didefinisikan oleh jakob nielsen. Aspek ini terfokus kepada masalah apakah aplikasi mempunyai standar baik icon yang digunakan ataupun desain shortcut. Selain itu, aspek ini juga terfokus kepada konsistensi. Konsistensi yang dimaksud merupakan kestabilan aplikasi dalam menjaga icon, shortcut, ataupun fungsinya agar tetap sama. Sehingga, user nyaman ketika memakai aplikasi tersebut. Adapun beberapa masalah terkait aspek ini didalam aplikasi B612:
- Ada tidaknya shortcut untuk menghapus hasil foto. Masalah ini mungkin telah saya bahas sebelumnya. Namun, masalah ini juga bisa terkait terhadap aspek evaluasi ini. Cara untuk menghapus hasil foto dalam aplikasi B612 yaitu mengetuk atau menekan layar 2x. Saat user mengetuk 1x, ia diberikan pemberitahuan bahwa untuk menghapus hasil foto, yang harus ia lakukan adalah menekan layar sekali lagi. Namun, dalam pemberitahuan ada icon tempat sampah. Maksud saya, kenapa harus ada icon itu padahal itu bisa saja diberikan di tombol opsi untuk menghapus hasil foto. Jika memang aplikasi ingin memberikan standar untuk desain yang rapih. Ada baiknya untuk memberikan tempat pada icon itu. Sehingga, user tidak harus kebingungan bagaimana caranya untuk menghapus foto. Terlebih lagi, jika user tidak sengaja menekan layar 2x padahal ia tidak ingin hasil fotonya terhapus, itu bisa saja merepotkan. Severity rating : 2 ( merupakan masalah yang relatif kecil, ada baiknya untuk mengelompokan perbaikan masalah itu kepada prioritas yang rendah).
- Latar pemberitahuan warna merah yang mencolok pada saat user ingin menghapus hasil fotonya, menurut saya kurang menyatu dengan konsep desain aplikasi yang simple dan terlihat teknologis. Sebaiknya, ubah desain pemberitahuan agar terlihat menyatu dengan desain. Severity rating : 1 ( merupakan masalah yang kecil, dapat diperbaiki jika pengembang aplikasi memiliki banyak waktu untuk mengerjakannya kembali).
Kamis, 04 Juni 2015
VISIBILITY OF SYSTEM STATUS - B612
Visibility of system status merupakan salah satu aspek evaluasi yang didefinisikan oleh jakob nielsen. Aspek ini terfokus kepada suatu fungsi sistem yang dapat menunjukan proses ataupun feedback yang dapat dilihat oleh user. Hal yang dimaksud merupakan apakah sistem tersebut dapat menunjukan apa yang sedang dilakukannya kepada user sehingga user tau apa yang sedang dia lakukan dalam aplikasi tersebut. Adapun beberapa masalah terkait aspek ini didalam aplikasi B612:
- Tidak adanya pemberitahuan bahwa user telah masuk kedalam perintah memotret. Hal itu dapat membingungkan user dalam memakai aplikasi. Sehingga ada baiknya bahwa aplikasi tersebut menunjukan adanya perintah memotret untuk memberitahu user bahwa fungsi aplikasi tersebut memang sedang menunggu untuk dijalankan. Severity rating : 2 ( merupakan masalah yang relatif kecil, ada baiknya untuk mengelompokan perbaikan masalah itu kepada prioritas yang rendah).
- Pada saat user memilih untuk memakai icon persegi dalam aplikasi tersebut. User kembali dibingungkan dengan fungsi dari icon itu. Meskipun saat user sudah mengetahui fungsi icon itu, ia dibingungkan kembali saat memilih banyaknya opsi yang dapat digunakan untuk mengatur jenis potretan. Saat dipilih, terdapat icon yang muncul ditengah layar namun tidak mudah dipahami apakah fungsi dari hal itu. Adapun solusi dari masalah tersebut, yaitu munculkan keterangan berupa kalimat apa yang sedang dipilih dan digunakan oleh user. Severity rating : 2 ( merupakan masalah yang relatif kecil, ada baiknya untuk mengelompokan perbaikan masalah itu kepada prioritas yang rendah).
Selasa, 26 Mei 2015
Tutorial Menghitung Biomassa
kelompok : 4
Anggota :
Qamal Taufikurahman (G24120016)
Sekar Ayu K. (G24120043)
Pono Ngatui (G24130003)
Muhammad Faruq (G24130025)
Ray Restu Fauzi (G24130069)
Tutorial Menghitung Biomassa :
·
Alat dan bahan yang diperlukan :
1.
Tanaman bayam hidroponik
2.
Gunting
3.
Alat tulis
4.
Rokwool
5.
Oven
6.
Timbangan/Neraca Analitik
·
Langkah-langkah :
1.
Ambil tanaman bayam P1-1 dan P1-2.
2.
Pisahkan semua bagian tanaman seperti batang,
daun, dan akar.
3.
Timbang semua bagian tanaman agar dapat
ditentukan nilai biomassa basahnya
4.
Bagian tanaman yang dipotong dilapisin dengan
alumunium
5.
Masukkan kedalam oven selama 6 jam dengan 110
celcius
6.
Timbang lagi semua bagian tanaman agar dapat ditentukan
nilai biomassa keringnyanya
7.
Dilakukan pencatatan
Lampiran
Gambar 1 Setelah penimbangan biomassa basah untuk daun, batang dan akar
Gambar 2 pemisahan bagian tanaman bayam
Gambar 3 Tanaman bayam P1-1 dan P1-2
Gambar 4 Nilai Biomassa kering untuk akar, batang dan daun tanaman bayam
Gambar 5 Nilai suhu oven sekarang dan suhu akhir oven
Gambar 6 penimbangan biomassa basah tanaman bayam
Gambar 7 Penimbangan biomassa kering tanaman bayam
Senin, 11 Mei 2015
"Heuristic Evaluation" untuk beberapa Mobile Apps, Website dan Software
Heuristic Evaluation merupakan sebuah program evaluasi dari oleh evaluator terhadap sebuah software, aplikasi, dan website. Evaluasi ini lebih ditekankan terhadap desain antar muka suatu aplikasi dan menilainya apakah layak untuk diberikan kepada user. Berikut adalah beberapa aplikasi yang saya nilai untuk menunjang keberhasilan aplikasi terhadap user (Berdasarkan analisis nielsen):
- Sam Broadcaster (Pro) : Internet radio broadcasting application by Spacial.
1. Mengenai "User Control and Freedom" :
User sangat dibuat bebas untuk melakukan sesuatu dalam aplikasi ini, sehingga user benar-benar tidak tau bagaimana caranya untuk memulai aplikasi tersebut. Navigasi dalam aplikasi tersebut dinilai sangat membingungkan, karena ada beberapa form yang cukup penting untuk diisi namun untuk mengisinya, user harus menulusuri menu file pada aplikasi tersebut terlebih dahulu. Namun, kebebasan user dalam mengendalikan aplikasi ini berbanding terbalik dengan bagaimana aplikasi ini menyediakan kendali terhadap user, tanpa adanya program "Undo" dan "Redo". Tidak adanya program tersebut membuat apa yang dilakukan user terhadap aplikasi ini sangat memerlukan tingkat waspada yang tinggi.
User sangat dibuat bebas untuk melakukan sesuatu dalam aplikasi ini, sehingga user benar-benar tidak tau bagaimana caranya untuk memulai aplikasi tersebut. Navigasi dalam aplikasi tersebut dinilai sangat membingungkan, karena ada beberapa form yang cukup penting untuk diisi namun untuk mengisinya, user harus menulusuri menu file pada aplikasi tersebut terlebih dahulu. Namun, kebebasan user dalam mengendalikan aplikasi ini berbanding terbalik dengan bagaimana aplikasi ini menyediakan kendali terhadap user, tanpa adanya program "Undo" dan "Redo". Tidak adanya program tersebut membuat apa yang dilakukan user terhadap aplikasi ini sangat memerlukan tingkat waspada yang tinggi.
- Paint Joy : Aplikasi menggambar di Android
2. Mengenai "Visibility Of System Status" :
Jika dilihat tanpa harus seksama, desain menu awal aplikasi ini membuat user sulit untuk memilih menu apa yang ingin dipilih. Interval warna antara tulisan dan latar hampir sama sehingga sulit untuk dilihat
- No crop : Aplikasi untuk mengedit foto
3. Mengenai "Consistency and Standards" :
Dalam aplikasi ini, mudah sekali dilihat bahwa developer aplikasi ini tidak konsisten terhadap bahasa yang digunakan pada menu awal, antara "Galeri", "Collage", dan "Lebih". Kata galeri dan collage meruapakan bahasa inggris, namun kata lebih merupakan bahasa Indonesia.
4. Mengenai "Recognition Rather than Recall" :
Jika user telah masuk kedalam menu untuk mengedit fotonya, menurut saya, dia akan dipaksakan untuk mengingat kembali beberapa ikon perintah yang terlalu banyak, tanpa adanya keterangan apapun. Hal ini akan sedikit mengganggu saat spesifikasi Hp yang digunakan user dalam memakai aplikasi ini tidak terlalu mencukupi rekomendasi spesifikasi yang diperlukan, sehingga akan terjadi proses yang cukup lama dalam memilih suatu ikon perintah.
5. Mengenai "Help Users Recognize Diagnose, and Recover From Errors" :
Dalam pendaftaran akun di alamat web ini, terlihat bahwa sistem yang terdapat pada web kurang mengetahui kesalahan user dalam memasukan data, sehingga user akan cenderung melihat kesalahan pada saat form telah disubmit.
Minggu, 10 Mei 2015
Minggu, 15 Februari 2015
Interaksi Manusia Komputer? Apa Itu?
Jika kalian melihat gambar diatas, maka kalian bisa liat contoh interaksi manusia komputer yang menjengkelkan! Mengapa? Mari kita ulas sedikit mengenai istilah "Interaksi Manusia Komputer" ini
Interaksi manusia komputer itu sebenarnya disiplin ilmu loh guys, yang membahas tentang interaksi manusia dengan komputer, yang meliputi perancangan, evaluasi dan implementasi antarmuka pengguna komputer agar mudah diterapkan. Nah, sebenarnya ilmu ini loh, yang memudahkan kita berinteraksi dengan komputer, seperti halnya kita menggunakan beberapa program di komputer.
Pendapat gambar :
Ada apa sih dengan cewe yang ada digambar itu? kayaknya stress banget wkwk. Oke, mungkin ada beberapa yang mengatakan bahwa cewe itu gigit laptop karena tekanan kerja. Maybe, tapi mungkin juga kan dia lagi mengoprasikan program yang ada di laptop itu? kayak gini
Nah, sebenernya bisa dia jalanin nih program kalo baca panduannya dulu. Tapi, ada beberapa sikon yang ngebuat manusia itu ga sempet baca kan? Nah, dalam interaksi kayak gini, matkul IMK lah solusinya. Agar si pembuat itu ngerti gimana buat program yang dapat memudahkan user dalam menggunakan programnya. Hehe. Ada beberapa tampilan antar muka yang saya anggap menarik, diantaranya :
Simpel dan dapat dimengerti setiap usernya, hehe ^^
Sekian dan terima kasih, adapun blog-blog yang telah saya komentari :
http://shellafuribirumardika.blogspot.com/2015/02/tugas-imk-antarmuka-website-yang-baik.html?showComment=1424048741494#c5532811165563272385
http://sirambutanmerah.blogspot.com/2015/02/sebelumnyaane-pengen-ngasih-tau-kalau.html?showComment=1424048894337#c4217795848997886158
http://nisamutya.blogspot.com/2015/02/gambar-diatas-merupakan-tampilan-awal.html?showComment=1424048998647#c6083948384922292042
Langganan:
Postingan (Atom)