Jumat, 19 Juni 2015

Kajian Artikel "Measuring Multitasking Behavior with Activity-Based Metrics"

Artikel dibuat oleh :
RAQUEL BENBUNAN-FICH, Baruch College, City University of New York
RACHEL F. ADLER, The Graduate Center, City University of New York
TAMILLA MAVLANOVA, The Graduate Center, Baruch College, City University of New
Dikaji oleh : RAY RESTU FAUZI (G24130069)

Artikel asli dapat dilihat di : http://dx.doi.org/10.1145/1970378.1970381

ABSTRAK
Multitasking is the result of time allocation decisions made by individuals faced with multiple tasks. Multitasking research is important in order to improve the design of systems and applications. Since people typically use computers to perform multiple tasks at the same time, insights into this type of behavior can help develop better systems and ideal types of computer environments for modern multitasking users. In this paper, we define multitasking based on the principles of task independence and performance concurrency and develop a set of metrics for computer-based multitasking. The theoretical foundation of this metric development effort stems from an application of key principles of Activity Theory and a systematic analysis of computer usage from the perspective of the user, the task and the technology. The proposed metrics, which range from a lean dichotomous variable to a richer measure based on switches, were validated with data from a sample of users who self-reported their activities during a computer usage session. This set of metrics can be used to establish a conceptual and methodological foundation for future multitasking studies.

KAJIAN ARTIKEL
Multitasking Behavior merupakan perilaku manusia yang mengerjakan beberapa tugasnya pada saat yang sama. Definisi tersebut berasal dari kata “Multitasking” dan “Behavior”. Behavior merupakan perilaku manusia terhadap sesuatu, sedangkan definisi Multitasking yang akurat dijelaskan dengan artikulasi dua kunci dimensi: tugas dan waktu. Beberapa tugas yang dikerjakan dalam waktu yang sama itulah yang disebut Multitasking. Adapun hal yang membuat manusia melakukan perilaku multitasking dapat dijelaskan dengan Activity Theory, yaitu kerangka psikologis atau meta-teori yang mengintegrasikan motivasi, kognisi dan perilaku manusia dalam konteks multitasking. Prinsip ini meletakkan dasar teoritis untuk pengembangan metrik multitasking dari perspektif Activity Theory.
Perspektif dari Activity theory dibagi menjadi tiga bagian, yaitu perspektif dari tugas, pengguna dan perspektif dari teknologi. Perspektif dari tugas didasari kepada usaha yang membutuhkan waktu dan sumber daya lainnya untuk menghasilkan sebuah hasil dari tugas itu. Perspektif dari pengguna mendukung pandangan individu untuk melakukan tugas yang berbeda dalam memenuhi beberapa tujuan,  dengan kebebasan untuk memutuskan berapa banyak tugas yang akan dilakukan dan bagaimana mereka akan dikombinasikan. Sedangkan Perspektif dari teknologi membantu perspektif lainnya sebagai alat mediasi yang memungkinkan individu untuk melaksanakan tugas-tugas pada waktu yang bersamaan.
Aktivitas yang didasari oleh metrik multitasking diatur dengan metrik yang ada untuk perilaku multitasking berbasis komputer dan mengusulkan metrik yang baru secara sistematis, dengan triad (user, tugas, dan teknologi) yang diidentifikasi oleh Burton-Jones dan Straub [2006], mereka mengartikulasikan tugas secara metrik untuk penggunaan teknologi. Pengukuran dari multitasking (MT) diidentifikasi dengan subskrip untuk menunjukkan hubungannya dengan pengguna (U), Tugas (T), atau teknologi komputer (C). Ketiga subskrip itu dapat disebut juga metrik, atau tolak ukur dalam pengujian efisiensi waktu dalam melakukan multitasking. Untuk menguji validitas indikator-indikator multitasking dan mendiskusikan kemungkinan juga keterbatasan, pengumpulan sampel dari pengguna yang berbentuk laporan dari komputerya harus dilakukan. Adapun istilah yang digunakan seperti MTT atau banyaknya tugas yang penting, MTc atau banyaknya aplikasi dalam multitasking dan MTUC yaitu banyaknya tab yang digunakan dalam komputer, merupakan variabel penting untuk mengetahui jenis multitasking yang tersebar dalam manusia.
Metrik yang digunakan untuk analisa (seperti MTUT dan MTUTC), diuji dengan data sampel dari pengguna yang telah mengirim sendiri aktifitas keseharian pada komputernya. Sehingga, seseorang dapat mengetahui cara multitasking dengan usaha yang minim untuk menyelesaikan sebuah tugas. Pengaruh komputer atau device lainnya terhadap konsep multitasking di kehidupan sangat tinggi, karena dapat memudahkan manusia untuk menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang cepat. Konsep ini ( analisis metrik terhadap multitasking) diharapkan mampu berkontribusi untuk menjadi tolak ukur alternatif dalam analisa pentingnya kehidupan modern berbasis teknologi komputer. Konsep yang baru dan terbukanya jaringan metrik terhadap tujuan pentingnya melakukan multitasking akan menjadi garis awal untuk manusia meng-efisiensikan waktu dalam menyelesaikan tugasnya. 

Minggu, 07 Juni 2015

AESTHETIC AND MINIMALIST DESIGN - B612

Aesthetic and Minimalist Design merupakan salah satu aspek evaluasi yang didefinisikan oleh jakob nielsen. Aspek ini terfokus kepada evaluasi desain aplikasi yang simple dan mudah digunakan untuk pengguna. Adapun beberapa masalah terkait aspek ini didalam aplikasi B612:


  1. Shortcut untuk melakukan fungsi share. Dalam B612, terdapat beberapa icon media sosial yang mempunyai fungsi untuk melakukan share. Banyaknya icon media sosial di aplikasi membuat konsep desain simpel B612 terlihat kurang efisien. Padahal, terdapat pula icon umum fungsi share untuk melakukan fungsi itu sendiri. Icon itu akan melakukan share kepada beberapa media sosial yang tidak tercantumkan di menu awal untuk share. Sebaiknya, rangkum semua icon media sosial tersebut kedalam 1 shortcut saja, sehingga tampilan aplikasi terlihat minimalis dan simpel. Severity rating : 1 ( merupakan masalah yang kecil, dapat diperbaiki jika pengembang aplikasi memiliki banyak waktu untuk mengerjakannya kembali).

  2. Saat desain terlihat sangat simple, B612 mungkin melupakan beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Tidak hanya harus simple, aplikasi juga harus memudahkan pengguna sehingga hubungan estetikanya juga perlu diperhatikan. Seperti, saat B612 mempunyai fungsi aplikasi dalam merekam video, user hampir tidak mengetahui apakah ada fungsi ada (fungsi video akan dilaksanakan jika pengguna harus menekan layar cukup lama). Soalnya, desain simpel jangan sampai 'memaksakan' kehendak. Beberapa icon perlu diberikan untuk memudahkan pengguna aplikasi. Icon untuk merekam video bahkan tidak terlihat sama sekali. Saran : Adain icon untuk fungsi video. Severity rating : 1 ( merupakan masalah yang kecil, dapat diperbaiki jika pengembang aplikasi memiliki banyak waktu untuk mengerjakannya kembali).

CONSISTENCY AND STANDARDS - B612

Consistency and Standards merupakan salah satu aspek evaluasi yang didefinisikan oleh jakob nielsen. Aspek ini terfokus kepada masalah apakah aplikasi mempunyai standar baik icon yang digunakan ataupun desain shortcut. Selain itu, aspek ini juga terfokus kepada konsistensi. Konsistensi yang dimaksud merupakan kestabilan aplikasi dalam menjaga icon, shortcut, ataupun fungsinya agar tetap sama. Sehingga, user nyaman ketika memakai aplikasi tersebut. Adapun beberapa masalah terkait aspek ini didalam aplikasi B612:

  1. Ada tidaknya shortcut untuk menghapus hasil foto. Masalah ini mungkin telah saya bahas sebelumnya. Namun, masalah ini juga bisa terkait terhadap aspek evaluasi ini. Cara untuk menghapus hasil foto dalam aplikasi B612 yaitu mengetuk atau menekan layar 2x. Saat user mengetuk 1x, ia diberikan pemberitahuan bahwa untuk menghapus hasil foto, yang harus ia lakukan adalah menekan layar sekali lagi. Namun, dalam pemberitahuan ada icon tempat sampah. Maksud saya, kenapa harus ada icon itu padahal itu bisa saja diberikan di tombol opsi untuk menghapus hasil foto. Jika memang aplikasi ingin memberikan standar untuk desain yang rapih. Ada baiknya untuk memberikan tempat pada icon itu. Sehingga, user tidak harus kebingungan bagaimana caranya untuk menghapus foto. Terlebih lagi, jika user tidak sengaja menekan layar 2x padahal ia tidak ingin hasil fotonya terhapus, itu bisa saja merepotkan. Severity rating : 2 ( merupakan masalah yang relatif kecil, ada baiknya untuk mengelompokan perbaikan masalah itu kepada prioritas yang rendah). 

  2. Latar pemberitahuan warna merah yang mencolok pada saat user ingin menghapus hasil fotonya, menurut saya kurang menyatu dengan konsep desain aplikasi yang simple dan terlihat teknologis. Sebaiknya, ubah desain pemberitahuan agar terlihat menyatu dengan desain. Severity rating : 1 ( merupakan masalah yang kecil, dapat diperbaiki jika pengembang aplikasi memiliki banyak waktu untuk mengerjakannya kembali).

Kamis, 04 Juni 2015

VISIBILITY OF SYSTEM STATUS - B612

Visibility of system status merupakan salah satu aspek evaluasi yang didefinisikan oleh jakob nielsen. Aspek ini terfokus kepada suatu fungsi sistem yang dapat menunjukan proses ataupun feedback  yang dapat dilihat oleh user. Hal yang dimaksud merupakan apakah sistem tersebut dapat menunjukan  apa yang sedang dilakukannya kepada user sehingga user tau apa yang sedang dia lakukan dalam aplikasi tersebut. Adapun beberapa masalah terkait aspek ini didalam aplikasi B612:


  1. Tidak adanya pemberitahuan bahwa user telah masuk kedalam perintah memotret. Hal itu dapat membingungkan user dalam memakai aplikasi. Sehingga ada baiknya bahwa aplikasi tersebut menunjukan adanya perintah memotret untuk memberitahu user bahwa fungsi aplikasi tersebut memang sedang menunggu untuk dijalankan. Severity rating : 2 ( merupakan masalah yang relatif kecil, ada baiknya untuk mengelompokan perbaikan masalah itu kepada prioritas yang rendah).
  2. Pada saat user memilih untuk memakai icon persegi dalam aplikasi tersebut. User kembali dibingungkan dengan fungsi dari icon itu. Meskipun saat user sudah mengetahui fungsi icon itu, ia dibingungkan kembali saat memilih banyaknya opsi yang dapat digunakan untuk mengatur jenis potretan. Saat dipilih, terdapat icon yang muncul ditengah layar namun tidak mudah dipahami apakah fungsi dari hal itu. Adapun solusi dari masalah tersebut, yaitu munculkan keterangan berupa kalimat apa yang sedang dipilih dan digunakan oleh user. Severity rating : 2 ( merupakan masalah yang relatif kecil, ada baiknya untuk mengelompokan perbaikan masalah itu kepada prioritas yang rendah).