Artikel dibuat oleh :
RAQUEL BENBUNAN-FICH, Baruch College, City
University of New York
RACHEL F. ADLER, The Graduate Center, City
University of New York
TAMILLA MAVLANOVA, The Graduate Center,
Baruch College, City University of New
Dikaji oleh : RAY RESTU FAUZI
(G24130069)
Artikel asli dapat dilihat di : http://dx.doi.org/10.1145/1970378.1970381
ABSTRAK
Multitasking is
the result of time allocation decisions made by individuals faced with multiple
tasks. Multitasking research is important in order to improve the design of
systems and applications. Since people typically use computers to perform
multiple tasks at the same time, insights into this type of behavior can help
develop better systems and ideal types of computer environments for modern
multitasking users. In this paper, we define multitasking based on the
principles of task independence and performance concurrency and develop a set
of metrics for computer-based multitasking. The theoretical foundation of this
metric development effort stems from an application of key principles of
Activity Theory and a systematic analysis of computer usage from the
perspective of the user, the task and the technology. The proposed metrics,
which range from a lean dichotomous variable to a richer measure based on
switches, were validated with data from a sample of users who self-reported
their activities during a computer usage session. This set of metrics can be
used to establish a conceptual and methodological foundation for future
multitasking studies.
KAJIAN ARTIKEL
Multitasking Behavior merupakan perilaku manusia yang mengerjakan beberapa
tugasnya pada saat yang sama. Definisi tersebut berasal dari kata “Multitasking” dan “Behavior”. Behavior
merupakan perilaku manusia terhadap sesuatu, sedangkan definisi Multitasking
yang akurat dijelaskan dengan artikulasi dua kunci dimensi: tugas dan waktu.
Beberapa tugas yang dikerjakan dalam waktu yang sama itulah yang disebut Multitasking. Adapun hal yang membuat
manusia melakukan perilaku multitasking
dapat dijelaskan dengan Activity Theory,
yaitu kerangka psikologis atau meta-teori yang mengintegrasikan motivasi, kognisi
dan perilaku manusia dalam konteks multitasking.
Prinsip ini meletakkan dasar teoritis untuk pengembangan metrik multitasking
dari perspektif Activity Theory.
Perspektif dari Activity theory dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu perspektif dari tugas, pengguna dan perspektif dari teknologi.
Perspektif dari tugas didasari kepada usaha yang membutuhkan waktu dan sumber
daya lainnya untuk menghasilkan sebuah hasil dari tugas itu. Perspektif dari
pengguna mendukung pandangan individu untuk melakukan tugas yang berbeda dalam
memenuhi beberapa tujuan, dengan
kebebasan untuk memutuskan berapa banyak tugas yang akan dilakukan dan
bagaimana mereka akan dikombinasikan. Sedangkan Perspektif dari teknologi membantu
perspektif lainnya sebagai alat mediasi yang memungkinkan individu untuk
melaksanakan tugas-tugas pada waktu yang bersamaan.
Aktivitas yang
didasari oleh metrik multitasking diatur dengan metrik yang ada untuk perilaku
multitasking berbasis komputer dan mengusulkan metrik yang baru secara
sistematis, dengan triad (user, tugas, dan teknologi) yang diidentifikasi oleh
Burton-Jones dan Straub [2006], mereka mengartikulasikan tugas secara metrik
untuk penggunaan teknologi. Pengukuran dari multitasking (MT) diidentifikasi
dengan subskrip untuk menunjukkan hubungannya dengan pengguna (U), Tugas (T),
atau teknologi komputer (C). Ketiga subskrip itu dapat disebut juga metrik, atau
tolak ukur dalam pengujian efisiensi waktu dalam melakukan multitasking. Untuk
menguji validitas indikator-indikator multitasking dan mendiskusikan kemungkinan
juga keterbatasan, pengumpulan sampel dari pengguna yang berbentuk laporan dari
komputerya harus dilakukan. Adapun istilah yang digunakan seperti MTT
atau banyaknya tugas yang penting, MTc atau banyaknya aplikasi dalam
multitasking dan MTUC yaitu banyaknya tab yang digunakan dalam
komputer, merupakan variabel penting untuk mengetahui jenis multitasking yang
tersebar dalam manusia.
Metrik yang
digunakan untuk analisa (seperti MTUT dan MTUTC), diuji
dengan data sampel dari pengguna yang telah mengirim sendiri aktifitas
keseharian pada komputernya. Sehingga, seseorang dapat mengetahui cara
multitasking dengan usaha yang minim untuk menyelesaikan sebuah tugas. Pengaruh
komputer atau device lainnya terhadap
konsep multitasking di kehidupan sangat tinggi, karena dapat memudahkan manusia
untuk menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang cepat. Konsep ini ( analisis
metrik terhadap multitasking) diharapkan mampu berkontribusi untuk menjadi
tolak ukur alternatif dalam analisa pentingnya kehidupan modern berbasis teknologi
komputer. Konsep yang baru dan terbukanya jaringan metrik terhadap tujuan
pentingnya melakukan multitasking akan menjadi garis awal untuk manusia
meng-efisiensikan waktu dalam menyelesaikan tugasnya.